logo Kompas.id
›
Ekonomi›Jalan Terjal Geotermal
Iklan

Jalan Terjal Geotermal

Indonesia adalah pemilik potensi tenaga panas bumi terbesar di dunia. Sayangnya, pemanfaatan panas bumi belum optimal. Salah satunya disebabkan kebijakan pemerintah yang terus berubah-ubah.

Oleh
ARIS PRASETYO
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/VdNV2sjsVDaCj7Gp7x_l5PNJ364=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F03%2F20190315_ENERGI-PANAS-BUMI_D_web_1552661230.jpg
KOMPAS/P RADITYA MAHENDRA YASA

Pekerja berada di sumur instalasi panas bumi milik PT Geo Dipa Energi untuk pembangkit listrik tenaga panas bumi di Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, Jumat (15/3/2019).

Indonesia diberkahi sumber energi terbarukan yang luar biasa, dari  tenaga surya, bayu, hidro, hingga panas bumi atau geotermal. Ditambah  berbagai jenis sumber energi terbarukan lain, total potensinya mencapai 439.000 megawatt. Khusus panas bumi, dari potensi  25.400 megawatt, kini baru termanfaatkan  2.200 megawatt atau 8 persen saja.

Tenaga panas bumi terbilang istimewa dibandingkan dengan sumber energi terbarukan yang lain. Listrik yang dihasilkan dari pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) lebih stabil ketimbang yang dihasilkan pembangkit listrik tenaga air (PLTA), pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB), ataupun pembangkit listrik tenaga surya (PLTA). Musim atau kondisi cuaca berpengaruh besar terhadap mutu pasokan listrik yang dihasilkan oleh PLTA, PLTB, atau PLTS. PLTS, misalnya, hanya menghasilkan listrik di siang hari, tetapi tidak di malam hari (intermittent).

Editor:
Mukhamad Kurniawan
Bagikan