logo Kompas.id
EkonomiGelombang PHK Makin Gerus Daya...
Iklan

Gelombang PHK Makin Gerus Daya Beli Masyarakat

Gelombang pemutusan hubungan kerja akibat pandemi menambah jumlah masyarakat miskin baru. Daya beli dan konsumsi turun, sementara risiko kredit macet semakin meningkat.

Oleh
Dimas Waraditya Nugraha
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/LStAOy8jpluFnKzBEor35MnsTTo=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F08%2F20200812ags202_1597236003.jpg
KOMPAS/AGUS SUSANTO

Warga beristirahat menunggu pekerjaan serabutan di kolong tol pelabuhan, Penjaringan, Jakarta Utara, Rabu (12/8/2020). Lebih dari setengah pekerja di Indonesia bergerak di sektor informal.

JAKARTA, KOMPAS — Gelombang pemutusan hubungan kerja telah memengaruhi kemampuan daya beli masyarakat. Apabila penurunan konsumsi tidak terbendung, risiko kredit macet akan meningkat dan mengancam sejumlah sektor industri yang bergantung pada tingkat daya beli masyarakat.

Anggota Dewan Komisioner Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Tirta Segara, berpendapat, gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) akibat pandemi menambah jumlah masyarakat miskin baru akibat pandemi Covid-19. ”Sepanjang pandemi, 5,23 juta pegawai mengalami PHK,” ucapnya dalam webinar bertajuk ”Indonesia Millenial Financial Summit”, di Jakarta, Senin (7/9/2020).

Editor:
Mukhamad Kurniawan
Bagikan