logo Kompas.id
โ€บ
Ekonomiโ€บInsentif Hakiki bagi Petani
Iklan

Insentif Hakiki bagi Petani

Pandemi menuntut negara mandiri dalam pemenuhan pangan. Namun, kesejahteraan petani belum menjadi prioritas, problem anjloknya harga jual masih terjadi. Padahal, harga layak adalah insentif yang terbaik bagi petani.

Oleh
Mukhamad Kurniawan
ยท 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/2ETIUtEFMs1xltq0DRgMJHYEZeY=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F02%2Fb36a5ff8-b207-4a3e-9ab0-2a654b8e6c26_jpg.jpg
KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO

Petani memanen tomat di Desa Gantang, Sawangan, Magelang, Jawa Tengah, Jumat (28/2/2020).

Empat bulan lalu, ketika pandemi Covid-19 makin jelas โ€menginfeksiโ€ jaringan logistik dan perdagangan global, kekhawatiran soal krisis pangan menyeruak. Sejumlah negara produsen menyetop dan mengurangi ekspor komoditas pangan, seperti gandum dan beras, demi mengamankan stok di dalam negerinya.

Presiden Joko Widodo berulang kali menyampaikan kekhawatirannya soal risiko krisis pangan. Dalam rapat terbatas pada 13 April 2020 dan 5 Mei 2020, misalnya, Presiden mengulang peringatan Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) mengenai kemungkinan krisis pangan dunia akibat pandemi Covid-19.

Editor:
Hendriyo Widi
Bagikan