Tarif Listrik Murah Versus Andal
Kebijakan harga energi di Indonesia, baik itu tarif listrik maupun harga BBM, kerap ditunggangi kepentingan politik populer. Selain tak mendidik masyarakat, cara itu justru membebani badan usaha sebagai penyedia energi.
Direktur Utama PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) periode 2011-2014, Nur Pamudji, pernah melontarkan opini yang dimuat di harian Kompas edisi 23 Mei 2014. Ia mewacanakan perubahan pola pikir pemerintah dan masyarakat bahwa ”listrik harus murah” diganti dengan ”listrik harus andal walaupun lebih mahal”.
Pada periode 1994-1997, tarif listrik berubah setiap tiga bulan menyesuaikan perubahan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS, harga minyak Indonesia, dan inflasi. Nur Pamudji menyebut, dengan pola seperti itu, PLN memiliki neraca keuangan yang sehat dan memadai untuk mendanai operasi tanpa subsidi dari negara.