logo Kompas.id
β€Ί
Ekonomiβ€ΊPertamina Antisipasi Kerugian ...
Iklan

Pertamina Antisipasi Kerugian Lebih Besar

Sepanjang semester I-2020, Pertamina mencatat kerugian sebesar Rp 11,2 triliun. Situasi ini pertama kali dalam sejarah perusahaan mencatatkan kerugian sebesar itu. Kerugian terkait dengan pandemi Covid-19.

Oleh
ARIS PRASETYO
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/rbs11Xb9l7Fm3p2llCbewc46sSk=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F05%2F8e670ee5-c2df-456d-9eb2-cfc6db9506dc_jpg.jpg
Kompas/Heru Sri Kumoro

Suasana stasiun pengisian bahan bakar untuk umum di tempat peristirahatan Tol Cipali Kilometer 166, Majalengka, Jawa Barat, yang sepi pembeli, Kamis (21/5/2020). Adanya larangan mudik pada tahun ini, sejumlah usaha di rest area terimbas.

JAKARTA, KOMPAS β€” PT Pertamina (Persero) menyiapkan sejumlah langkah antisipasi untuk mencegah kerugian lebih besar pada masa mendatang. Salah satu antisipasi tersebut adalah renegosiasi kontrak yang menggunakan mata uang asing untuk diganti dengan rupiah. Sepanjang semester I-2020, Pertamina mencatatkan rugi sebesar 767,9 juta dollar AS atau setara Rp 11,2 triliun.

Direktur Keuangan Pertamina Emma Sri Martini mengatakan, salah satu faktor yang menyebabkan kerugian Pertamina sedemikian besar adalah faktor kurs rupiah terhadap dollar AS. Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS berada di titik terendah pada Maret yang sempat menyentuh angka Rp 16.608 per dollar AS. Di satu sisi, belanja perusahaan, seperti untuk impor minyak mentah dan bahan bakar minyak (BBM), menggunakan mata uang dollar AS.

Editor:
Mukhamad Kurniawan
Bagikan