logo Kompas.id
β€Ί
Ekonomiβ€ΊBudidaya Belum Ekonomis,...
Iklan

Budidaya Belum Ekonomis, Kedelai Impor Tetap Dominan

Faktor keekonomian menjadi kendala utama pengembangan kedelai lokal. Akibat tidak menguntungkan, petani memilih komoditas lain, kedelai impor pun selalu dominan.

Oleh
M Paschalia Judith J
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/0tDnSi3t02xeF6ScP3G7TkI_Gn8=/1024x681/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2018%2F09%2F20180907_ENGLISH-PELEMAHAN-RUPIAH_A.jpg
KOMPAS/RADITYA HELABUMI

Pekerja mengemas kedelai impor asal Amerika Serikat di sentra industri rumahan pembuatan tempe di Semanan, Kalideres, Jakarta Barat, Jumat (7/9/2018).

JAKARTA, KOMPAS β€” Selama bertahun-tahun, kedelai impor mendominasi pemenuhan kebutuhan di dalam negeri, khususnya untuk produksi tempe dan tahu. Selama sepuluh tahun terakhir, volume kedelai impor mencapai 2-7 kali lipat produksi kedelai lokal, sebagian besar berasal dari Amerika Serikat.

Selain problem produktivitas, faktor harga jual di tingkat petani dinilai berpengaruh besar terhadap pengembangan kedelai lokal. Oleh karena dianggap tidak menguntungkan, petani memilih menanam komoditas lain. Oleh karena itu, selain memacu produktivitas, kebijakan di hilir mesti sejalan agar budidaya kedelai makin ekonomis.

Editor:
Bagikan