logo Kompas.id
β€Ί
Ekonomiβ€ΊPendanaan Proyek Energi Bersih...
Iklan

Pendanaan Proyek Energi Bersih Lebih Mudah Didapat

Perlu investasi Rp 3.461 triliun untuk mencapai target penurunan emisi gas rumah kaca 29 persen pada 2030 di Indonesia. Kian mudahnya pendanaan untuk proyek energi terbarukan harus dimanfaatkan dengan baik.

Oleh
ARIS PRASETYO
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/YZsC_Ec3FLyFXo2nsrKLc7cWl80=/1024x655/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2018%2F01%2Fkompas_tark_21328923_1_1.jpeg
KOMPAS/AGUS SUSANTO

Petani menuju ladang melewati jaringan pipa pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) yang dioperasikan PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) Area Kamojang di Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Sabtu (21/3/2015). Potensi energi panas bumi di Indonesia diketahui mencapai 28.000 megawatt atau sekitar 40 persen dari total cadangan energi panas bumi dunia.

JAKARTA, KOMPAS β€” Pendanaan proyek pengembangan energi bersih lebih mudah diperoleh ketimbang untuk proyek energi fosil yang dikenal tak ramah lingkungan. Isu perubahan iklim dan pengurangan emisi gas rumah kaca menjadi latar belakang masifnya dukungan pendanaan untuk pengembangan energi terbarukan di seluruh dunia.

Di Indonesia, PT Geo Dipa Energi (Persero) mendapat pinjaman dari Bank Pembangunan Asia (ADB) untuk pengembangan pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP). Dana dukungan itu senilai 469,2 juta dollar AS.

Editor:
Hendriyo Widi
Bagikan