logo Kompas.id
β€Ί
Ekonomiβ€ΊIntegrasi Antarmoda Dorong...
Iklan

Integrasi Antarmoda Dorong Penggunaan Angkutan Umum

Pada 2019, Bank Dunia menyebutkan, kerugian ekonomi akibat kemacetan lalu lintas di Jakarta Rp 65 triliun per tahun. Untuk itu, peralihan penggunaan kendaraan pribadi ke angkutan umum merupakan keniscayaan.

Oleh
CYPRIANUS ANTO SAPTOWALYONO
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/A63IT2t26o5vK-Wnm67LhXnoPlw=/1024x561/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F08%2Fd3cefc7e-fbf4-4bad-a05f-b4518c1c80e1_jpg.jpg
KOMPAS/RADITYA HELABUMI

Penumpang bus Transjakarta saat jam masuk kerja, Senin (3/8/2020). Pemerintah Provinsi DKI Jakarta kembali menerapkan kebijakan ganjil-genap di 25 ruas jalan untuk membatasi pergerakan warga di tengah pandemi Covid-19.

JAKARTA, KOMPAS β€” Kemacetan lalu lintas di perkotaan merupakan salah satu penghambat pertumbuhan ekonomi. Integrasi antarmoda menjadi salah satu cara mendorong penggunaan angkutan umum.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Rabu (5/8/2020), mengatakan, pada 2019, Bank Dunia menyebutkan, kerugian ekonomi akibat kemacetan lalu lintas di Jakarta Rp 65 triliun per tahun. Untuk itu, peralihan penggunaan kendaraan pribadi ke angkutan umum merupakan keniscayaan.

Editor:
Hendriyo Widi
Bagikan