PERTAMBANGAN
Kini dan Nanti
Pandemi Covid-19 mengubah dan memengaruhi perekonomian, termasuk harga batubara.
/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2018%2F09%2F20180926_BATU-BARA_B_web_1537966723.jpg)
Pemuatan batubara ke tongkang di Pelabuhan PT Tunas Inti Abadi (TIA) di Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan, Rabu (26/9/2018). Selain untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, batubara produksi PT TIA itu juga diekspor ke India, China, Thailand, Filipina, dan Vietnam.
Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia mengumumkan pemangkasan produksi batubara pada tahun ini sebesar 15-20 persen dari rencana semula. Upaya ini untuk menyeimbangkan pasokan dan permintaan batubara demi mencegah harga jatuh kian dalam. Sejumlah kajian menyatakan, tahun ini merupakan tahun yang sulit bagi bisnis batubara.
Industri batubara yang sudah berlangsung berabad-abad silam memang menjadi cikal bakal kelahiran peradaban modern. Revolusi industri yang dimulai dari Inggris Raya tak lepas dari peran si ”emas hitam” ini. Tenaga hewan dan manusia digantikan mesin uap dari hasil pembakaran batubara sehingga lahirlah perubahan besar-besaran di sektor manufaktur, pertanian, transportasi, dan teknologi.
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi di halaman 9 dengan judul "Kini dan Nanti".
Baca Epaper Kompas