logo Kompas.id
β€Ί
Ekonomiβ€ΊSektor Properti Belum Tentu...
Iklan

Sektor Properti Belum Tentu Tergerak

Para pengembang masih kesulitan merealisasikan akad kredit pemilikan rumah (KPR) untuk rumah bersubsidi di bank pelaksana sehingga menghambat konsumen masyarakat berpenghasilan rendah memperoleh rumah.

Oleh
BM Lukita Grahadyarini/dimas waraditya nugraha
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/cnEBJseVVo7oSXXgW-ZKcGiljtA=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F03%2Ffd9520a3-da60-4b37-bede-e58846249c5a_jpg.jpg
Kompas/Hendra A Setyawan

Deretan rumah bersubsidi di kawasan Tegal, Kemang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat (27/3/2020). Pemerintah memberikan insentif subsidi selisih bunga kredit kepemilikan rumah  kepada masyarakat berpenghasilan rendah selama 10 tahun.

JAKARTA, KOMPAS β€” Penempatan dana pemerintah di empat bank pelat merah dinilai akan mendorong kebangkitan usaha mikro, kecil, dan menengah. Akan tetapi, penempatan itu dinilai belum akan optimal menggerakkan pasar properti.

Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Real Estat Indonesia (REI) Totok Lusida, Jumat (3/7/2020), mengemukakan, komitmen dana pemerintah di empat bank milik negara berlangsung ketika perbankan sangat selektif dan hati-hati menyalurkan kredit. Dana itu diharapkan dapat mendorong perbankan lebih longgar menyalurkan kredit untuk menggerakkan kembali usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), serta sektor usaha lainnya, termasuk properti.

Editor:
Hendriyo Widi
Bagikan