Di Tengah Badai, Softbank Tetap Menjadi Panduan
Perusahaan investasi global di bidang teknologi, Softbank, dirundung beberapa masalah. Namun, portofolionya tetap menjadi pegangan banyak kalangan untuk menentukan pilihan investasi.
Perusahaan investasi global di bidang teknologi, Softbank, sedang dirundung banyak masalah. Ibarat di lautan, korporasi pimpinan Masayoshi Son ini tengah tertimpa badai besar, dari mulai kegagalan investasi, kerugian finansial, hingga pandemi yang tengah berlangsung. Masalah yang berlipat tidak menjadikan perusahaan ini terpuruk. Malah, portofolionya tetap menjadi pegangan banyak kalangan untuk menentukan pilihan investasi dan juga pendanaan usaha rintisan yang diprediksi bakal bersinar.
Sekadar kilas balik, publik mencatat beberapa kegagalan Softbank sejak tahun lalu, seperti penawaran saham perusahaan transportasi Uber yang nilainya jauh di bawah perkiraan, kegagalan penawaran saham perdana usaha rintisan properti WeWork hingga valuasinya jatuh dari sekitar 47 miliar dollar AS menjadi di bawah 5 miliar dollar AS, dan laporan finansial tahunan yang melengkapi kegagalan mereka, yaitu penurunan valuasi sekitar 17,4 miliar dollar AS. Tidak hanya itu, program investasi Vision Fund putaran pertama yang agak gagal dan putaran kedua yang belum jelas kelanjutannya serta sejumlah usaha rintisan yang rontok karena pandemi melengkapi masalah mereka.