logo Kompas.id
β€Ί
Ekonomiβ€ΊPenyintas dan Ekonomi Berbagi
Iklan

Penyintas dan Ekonomi Berbagi

Di tengah pandemi Covid-19, wajah manusia berhati dan tak berhati terpotret dalam ekonomi. Namun, setidaknya, para penyintas ekonomi dan ekonomi berbagi terus menopang geliat ekonomi agar tidak jatuh lebih dalam lagi.

Oleh
Hendriyo Widi
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/itCna_juFpQ1RddYlOWzoJKbB1M=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F04%2F9f1eb2b4-ff89-4aa0-baa6-0319257232cf_jpg.jpg
KOMPAS/RIZA FATHONI

Warung penjual lontong sayur memberikan sarapan gratis bagi pengojek daring di kawasan Sumber Jaya, Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Jumat (3/4/2020). Aksi solidaritas sosial digerakkan mulai dari kalangan mampu hingga pedagang makanan kaki lima untuk membantu kalangan pekerja sektor informal yang tetap harus bekerja di luar dalam kondisi orderan yang serba lesu. Pedagang tersebut rata-rata menyediakan sekitar 70 porsi untuk donasi dan 100 porsi yang dijual untuk umum.

Pandemi Covid-19 melahirkan generasi penyintas ekonomi dan gerakan-gerakan ekonomi berbagi. Di tengah terpuruknya ekonomi akibat pandemi, masyarakat kelas menengah bawah bertahan hidup demi sesuap nasi.

Para pekerja informal, seperti pengojek daring, masih melayani pesan-antar makanan dan belanjaan. Mereka berjibaku menunggu dan mengantar pesanan, mengambil risiko, agar dapur tetap mengepul. Di Batam, Kepulauan Riau, Akhirul Sofyan (36), pengojek daring, bahkan sampai melindungi makanan pesanan pelanggan dari semprotan disinfektan.

Editor:
Mukhamad Kurniawan
Bagikan