logo Kompas.id
EkonomiDaya Tarik Pasar Surat Utang...
Iklan

Daya Tarik Pasar Surat Utang Indonesia Ibarat Dua Sisi Mata Uang

Saat ini porsi kepemilikan asing sebanyak 38 persen atau senilai Rp 1.080 triliun dari total ”outstanding” surat utang pemerintah sekitar Rp 2.700 triliun. Besarnya kepemilikan asing ini menimbulkan risiko stabilitas.

Oleh
karina isna irawan
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/1l_UAD4uc05nAPajSjVeZPMvBoI=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F09%2F5f1c5030-0c4b-4373-a2f6-d71b3ff5c63e_jpg.jpg
Kompas/Priyombodo

Penawaran investasi surat berharga negara, yakni Savings Bond Ritel 008, di laman perusahaan rintisan bidang teknologi, Investree, di Jakarta, Rabu (18/9/2019). SBN ritel yang ditawarkan secara daring melalui perusahaan teknologi finansial, perusahaan efek, dan perbankan mampu menggenjot perolehan dana investasi dari investor milenial.

JAKARTA, KOMPAS — Pasar surat utang Indonesia yang semakin menarik ibarat dua sisi mata uang. Di satu sisi, kepemilikan asing dibutuhkan untuk membiayai defisit anggaran dan defisit transaksi berjalan, tetapi di sisi lain menimbulkan persoalan stabilitas.

Ekonom Samuel Aset Manajemen, Lana Soelistianingsih, mengatakan, kesepakatan dagang fase pertama antara Amerika Serikat (AS) dan China menggerakkan arus modal asing masuk ke pasar negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Daya tarik pasar negara berkembang juga kian meningkat pascaprobabilitas resesi ekonomi AS melambat.

Editor:
Hendriyo Widi
Bagikan