Cermat Membaca Alarm Resesi
Perlambatan ekonomi terjadi di hampir semua negara dunia. Berbagai negara mencemaskan potensi resesi. Di tengah kompleksitas masalah yang terjadi, pemerintah perlu merespon dengan langkah yang cepat dan tepat.
Sejak memasuki tahun 2020, berbagai negara mulai khawatir akan potensi krisis atau resesi ekonomi global. Pasalnya, tak sekadar kesepakatan damai Amerika Serikat (AS)-China yang gagal, tetapi ekskalasi konflik perdagangan merembet seiring defisit dagang antara AS dan Uni Eropa. Perlambatan terjadi hampir di semua negara, bahkan pertumbuhan ekonomi China dan India melorot pada triwulan III-2019, yakni jadi 6,0 persen dan 4,5 persen.
Ketidakpastian ekonomi diperparah oleh berbagai konflik kawasan. Mulai dari demontrasi di Hong Kong sampai konflik AS-Iran. Indikasi meningkatnya risiko terjadi di tiga raksasa ekonomi dunia. Pertama, tampak dari selisih yield suku bunga surat berharga pemerintah AS yang mengecil untuk tenor 10 dan 2 tahun, menandakan risiko tinggi dalam jangka pendek.