logo Kompas.id
β€Ί
Ekonomiβ€ΊSaatnya Menyusun Cerita Bambu
Iklan

Saatnya Menyusun Cerita Bambu

Sekian lama bambu ada di sekeliling kita. Barang-barang dari bilah-bilah bambu sudah akrab dengan keseharian sejak dulu kala. Kini, di industri modern dunia, bambu memiliki potensi cukup besar. Saatnya menggarap bambu.

Oleh
C Anto Saptowalyono
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/MibWgtjkfOcYABZyHlNoxlJVGCw=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F01%2F6b7ca8f6-b021-4436-a10b-b5c0fc187b08_jpg.jpg
Kompas/Hendra A Setyawan

Susunan bambu yang digunakan sebagai rakit yang menjadi alat transportasi darurat yang digunakan warga Kampung Kantalarang, Desa Leuwibatu, Kecamatan Rumpin, menuju ke Desa Tonjong, Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, yang dipisahkan Kali Cikaniki, Rabu (15/1/2020).

Tanaman bambu kerap kali menghiasi halaman rumah di Indonesia. Dulu kala, bambu kerap kali digunakan sebagai bahan dasar membuat peralatan rumah tangga Indonesia. Misalnya, wadah makanan berbentuk kotak atau kerap disebut besek. Ada juga wadah nasi atau wadah makanan berbentuk seperti mangkuk. Atau, wadah bundar untuk tumpeng dan makanan pelengkapnya.

Meja dan bangku yang tersusun dari batang-batang bambu masih kerap terlihat di teras rumah hingga kini. Bahkan, sudah ada desainer yang menggunakan bahan baku bambu untuk barang-barang berdesain modern. Jangan lupa, ada alat musik angklung yang menggunakan bahan baku bambu.

Editor:
dewiindriastuti
Bagikan