logo Kompas.id
β€Ί
Ekonomiβ€ΊEkonomi Indonesia Diprediksi...
Iklan

Ekonomi Indonesia Diprediksi Tahan terhadap Gejolak AS-Iran

Meningkatnya ketegangan geopolitik antara Amerika Serikat dan Iran menggoyahkan ekonomi global. Namun, Indonesia diyakini dapat menahan gejolak yang berpengaruh terhadap ekonomi dalam negeri.

Oleh
Erika kurnia
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/fff8SrM5C1TBbDMWRdj2e0yH5GY=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F01%2F5c63ae21-b727-491c-a030-11fef70da5a1_jpg.jpg
KOMPAS/ABDULLAH FIKRI ASHRI

Pekerja mengecek tangki produksi minyak mentah di Stasiun Pengumpul PT Pertamina EP Asset 3 Jatibarang Field, Selasa (5/11/2019). Dari stasiun pengumpul tersebut, sekitar 44 barel setara minyak per hari dikirim ke unit pengolahan minyak di Balongan, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat.

JAKARTA, KOMPAS β€” Meningkatnya ketegangan geopolitik antara Amerika Serikat dan Iran, setelah terbunuhnya Mayor Jenderal Qassem Soleimani sebagai orang terkuat kedua setelah pemimpin tertinggi Iran, menggoyahkan ekonomi global. Namun, Indonesia diyakini dapat menahan gejolak yang berpengaruh terhadap ekonomi dalam negeri.

Setelah penyerangan itu terjadi pada Jumat (3/1/2020) dini hari di Bandara Baghdad, Irak, harga minyak melonjak lebih dari 2 dollar AS per barel. The Guardian menyebutkan, harga minyak mentah Brent naik sekitar 3 persen sampai lebih dari 63 dollar AS per barel. Minyak mentah Amerika Serikat, WTI, juga naik 3,5 persen ke level 63,35 dollar AS per barel.

Editor:
Hendriyo Widi
Bagikan