logo Kompas.id
β€Ί
Ekonomiβ€ΊHarga Gas Memukul Industri
Iklan

Harga Gas Memukul Industri

Harga gas dinilai tidak kompetitif dan memukul industri penggunanya. Sejumlah perusahaan dilaporkan tutup. Kondisi itu dikhawatirkan berlanjut pada tahun depan.

Oleh
Cyprianus Anto Saptowalyono
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/HApJDTFrvMobMxIqAwJ3Q_0tNCE=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F12%2F20180627_MURID-SMK_A_web.jpg
KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO

Ilustrasi

JAKARTA, KOMPAS β€” Harga gas di dalam negeri dianggap tidak kompetitif. Janji pemerintah yang dituangkan dalam Peraturan Presiden Nomor 40 Tahun 2016 tentang Penetapan Harga Gas Bumi belum terealisasi.

Harga gas untuk industri keramik, misalnya, menurut peraturan itu, ditetapkan 6 dollar AS per juta british thermal uni (MMBTU). Namun, menurut Asosiasi Industri Keramik Indonesia (Asaki), harga gas yang berlaku normal di Jawa Timur 7,89 dollar AS per MMBTU, sementara di Jawa Barat 9,16 dollar AS per MMBTU.

Editor:
Mukhamad Kurniawan
Bagikan