Perindustrian
Pemerintah Genjot Industri Petrokimia
Selain menjanjikan insentif pajak bagi investor, pemerintah juga mendorong perusahaan-perusahaan petrokimia untuk terus mengembangkan usahanya. Sektor industri ini turut menyumbang defisit perdagangan.
/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F12%2F49f31bab-0046-4065-92e3-2cb191ac6f17_jpg.jpg)
Presiden Joko Widodo meresmikan pabrik baru polietilena milik PT Chandra Asri di Cilegon, Banten, Jumat (6/12/2019). Pabrik baru itu diharapkan bisa menambah produksi polietilena tanah air serta menekan impor petrokimia.
CILEGON, KOMPAS - Pemerintah berupaya menggenjot industri petrokimia yang merupakan salah satu penyumbang terbesar defisit neraca perdagangan. Selain menjanjikan insentif pajak bagi investor yang menanamkan modalnya untuk industri petrokimia, pemerintah juga mendorong perusahaan-perusahaan petrokimia untuk terus mengembangkan usahanya.
Saat berpidato dalam persemian pabrik polietilena baru milik PT Chandra Asri Petrochemical di Cilegon, Banten, Jumat (6/12/2019), Presiden Joko Widodo menyampaikan bahwa persoalan terbesar yang dihadapi bangsa ini adalah defisit transaksi jalan dan defisit neraca perdagangan. Salah satu penyebab defisit adalah masih banyaknya bahan baku produk dalam negeri yang berasal dari impor, termasuk petrokimia.