logo Kompas.id
EkonomiKisah ”Cendol” dan Sampah...
Iklan

Kisah ”Cendol” dan Sampah Pariwisata Indonesia

Meledaknya jumlah wisatawan memang menciptakan lahan subur bagi pemerintah, badan pariwisata, serta perusahaan dan bisnis. Namun, ledakan kunjungan itu juga bisa memicu kegiatan pariwisata yang berlebihan dan sampah.

Oleh
erika kurnia
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/bUwoCwAxICE2DwILZMFt9tmS4vw=/1024x682/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F09%2Fkompas_tark_23235984_5_0.jpeg
KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO

Wisatawan menunggu giliran memasuki Goa Pindul di Desa Bejiharjo, Karangmojo, Gunung Kidul, DI Yogyakarta, Jumat (6/5/2016). Sejumlah obyek wisata lain di Yogyakarta juga dipadati wisatawan dari berbagai daerah yang memanfaatkan momen libur panjang untuk berwisata.

JAKARTA, KOMPAS — Industri pariwisata di Indonesia berkembang cepat dalam lima tahun terakhir. Perkembangan ini ditandai dengan kenaikan jumlah wisatawan yang turut mendongkrak devisa negara. Namun, apakah ini berkah atau ancaman?

Seiring dengan peningkatan jumlah wisatawan, destinasi wisata populer kebanjiran wisatawan. Produksi sampah di kawasan itu juga meningkat dan lingkungan kawasan itu lambat laun rusak.

Editor:
Hendriyo Widi
Bagikan