logo Kompas.id
โ€บ
Ekonomiโ€บPetani Sawit Swadaya Butuh...
Iklan

Petani Sawit Swadaya Butuh Pembiayaan dan Insentif

Oleh
M Paschalia Judith J
ยท 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/dVF1qKIQv1X-kEFQP_IxPu2Gcd8=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2018%2F09%2F20180909_ENGLISH-KEMISKINAN-DESA_A_web.jpg
KOMPAS/NIKSON SINAGA

Farmers harvest bunches of fresh oil palm fruit on Wednesday (1/8/2018) at Rumah Sumbul village in Sinembah Tanjung Muda Hulu district, Deli Serdang regency, North Sumatra. Palm oil is the main source of income for the villageโ€™s economy. The farm-level price of oil palm fruit is currently around Rp 1,100 per kilogram, down from Rp 1,500 per kilogram.

JAKARTA, KOMPAS -- Meskipun masih bersifat sukarela, petani swadaya kelapa sawit diminta mengurus sertifikat Indonesia Sustainable Palm Oil atau ISPO. Namun, petani swadaya dinilai masih membutuhkan bantuan pembiayaan dan pendampingan untuk mengurus sertifikasi. Mereka juga berharap insentif sebagai daya tarik.

Sertifikasi ISPO merupakan sistem yang menjamin industri kelapa sawit memenuhi prinsip berkelanjutan dari hulu ke hilir. Sampai saat ini, sertifikasi ISPO masih bersifat sukarela bagi petani, baik petani plasma maupun petani swadaya. Petani swadaya tidak bermitra secara kontrak dengan industri kelapa sawit tertentu.

Editor:
Bagikan