logo Kompas.id
β€Ί
Ekonomiβ€ΊParadoks dalam Perekonomian...
Iklan

Paradoks dalam Perekonomian Indonesia

Oleh
FX Laksana AS
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/cqxlxyt2oyD96MdnFPw6tq7kFNk=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2018%2F03%2F523725_getattachment4936afa1-f0f0-4d24-90b9-ef72f69fa43b515150.jpg
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO

Tol Bandar Lampung - Jalan tol di Bandar Lampung, Lampung, yang sudah mulai digunakan setelah diresmikan, Jumat (23/3). Infrastruktur jalan tol diharapkan menunjang pertumbuhan ekonomi dan pembangunan di Lampung yang masih jauh tertinggal. (Ilustrasi)

Perekonomian Indonesia selama 20 tahun pascareformasi mengalami paradoks. Sejumlah koreksi yang dilakukan memberi manfaat positif. Namun, pada saat yang sama, sejumlah persoalan juga melekat.

Paradoks itu setidaknya meliputi tiga hal. Pertama, perekonomian Indonesia melalui berbagai koreksi sistem moneter dan fiskal semakin memiliki daya tahan terhadap gejolak atau tekanan ekonomi. Namun, pada saat yang sama, pertumbuhan ekonomi Indonesia stagnan.

Editor:
Bagikan