logo Kompas.id
โ€บ
Pendidikan & Kebudayaanโ€บKisah Milik Orang-orang Biasa
Iklan

Kisah Milik Orang-orang Biasa

Komunitas sastra menjadi simpul penting bagi ekosistem sastra di berbagai pelosok daerah, terutama dalam hal memberi stimulus anggotanya untuk menggali keresahan, lantas menjadikannya bahan kreativitas

Oleh
BUDI SUWARNA, ELSA EMIRIA LEBA, MOHAMMAD HILMI FAIQ, PUTU FAJAR ARCANA
ยท 1 menit baca
Anak-anak di Mollo Utara, Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur, mengikuti kelas menulis kreatif yang diselenggarakan oleh Lakoat.Kujawas. Lakoat.Kujawas, didirikan oleh Dicky Senda pada 2016, merupakan kewirausahaan sosial yang fokus pada pengembangan pendidikan, kebudayaan, dan ekonomi kreatif masyarakat lokal.
ARSIP LAKOAT KUJAWAS

Anak-anak di Mollo Utara, Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur, mengikuti kelas menulis kreatif yang diselenggarakan oleh Lakoat.Kujawas. Lakoat.Kujawas, didirikan oleh Dicky Senda pada 2016, merupakan kewirausahaan sosial yang fokus pada pengembangan pendidikan, kebudayaan, dan ekonomi kreatif masyarakat lokal.

Jaringan komunitas sastra yang tumbuh subur di berbagai daerah membuka gerbang bagi setiap orang untuk berkisah. Di antara mereka ada buruh migran yang merana, warga desa yang ingin berbagi cerita, serta aktivis literasi dan sastra yang ingin memberdayakan warga. Lewat sastra, mereka lantang bersuara.

Satu dekade lalu, Nasmawati Nahar (37) hanya bisa berhalusinasi untuk menerbitkan cerita-cerita yang ia tulis berdasarkan pengalamannya sebagai perempuan dan buruh migran korban kekerasan. Namun, ia sama sekali tidak tahu caranya. Jalan terang mulai kelihatan ketika โ€keajaibanโ€ teknologi media sosial perlahan menghubungkannya dengan jaringan komunitas sastra di kampungnya, Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat, pada 2016.

Editor:
MOHAMMAD HILMI FAIQ
Bagikan