logo Kompas.id
β€Ί
Pendidikan & Kebudayaanβ€ΊGotong Royong Hidup Bebas...
Iklan

Gotong Royong Hidup Bebas Sampah Plastik, dari Gerakan Anak Muda sampai Inovasi

Sampah plastik kian jadi masalah serius di dunia, termasuk Indonesia. Semangat gotong royong bangsa ini juga dapat dimanfaatkan untuk mengatasi darurat sampah plastik di Indonesia dengan berbagai cara dan kolaborasi.

Oleh
ESTER LINCE NAPITUPULU
Β· 1 menit baca
Kantong plastik mendominasi tempat pembuangan sampah sementara di kawasan Pesanggrahan, Jakarta, Senin (8/7/2019). Rencana pemberlakuan cukai kantong plastik di Indonesia disambut baik sepanjang bertujuan membatasi konsumsinya dan mengurangi beban lingkungan.
KOMPAS/HENDRA A SETYAWAN

Kantong plastik mendominasi tempat pembuangan sampah sementara di kawasan Pesanggrahan, Jakarta, Senin (8/7/2019). Rencana pemberlakuan cukai kantong plastik di Indonesia disambut baik sepanjang bertujuan membatasi konsumsinya dan mengurangi beban lingkungan.

Sampah plastik jadi masalah dunia, termasuk Indonesia yang disebut-sebut menjadi salah satu negara penghasil sampah terbesar ke lautan. Setiap hari sampah plastik muncul dalam keseharian hidup manusia, mulai dari rumah tangga hingga industri. Semangat gotong royong dibutuhkan untuk membuat komitmen Indonesia menangani sampah plastik di hingga 70 persen pada 2025 bisa terwujud.

Gotong royong untuk mengatasi masalah sampah plastik dari darat yang sudah mencemari laut muncul dalam berbagai cara. Anak-anak muda bergabung dalam komunitas tidak hanya untuk mengedukasi diri dan publik, tetapi juga terjun langsung menggelar aksi bersih sampah. Dunia usaha mencoba memakai plastik ramah lingkungan dalam proses produksinya. Sementara perguruan tinggi membangun kolaborasi untuk mengembangkan riset yang menghasilkan inovasi-inovasi untuk membentuk ekosistem yang secara berkesinambungan.

Editor:
ICHWAN SUSANTO
Bagikan