Iklan
Masalah Ekonomi hingga Minimnya Bimbingan Sebabkan Anak Putus Sekolah
Masalah ekonomi hingga kurangnya bimbingan selama pelajaran jarak jauh menjadi faktor risiko anak putus sekolah. Pemetaan dampak pandemi terhadap pendidikan pun dibutuhkan.
JAKARTA, KOMPAS β Pandemi Covid-19 meningkatkan risiko putus sekolah pada anak. Selain terkendala faktor ekonomi, minimnya bimbingan saat anak belajar di rumah dan hilangnya capaian belajar memicu juga menjadi alasan.
Pada masa pandemi 2021-2022, angka putus sekolah tertinggi terjadi di jenjang SMP, yakni 15.042 anak. Angka ini lebih tinggi dari tahun sebelumnya, yaitu 11.378 anak. Sementara itu, jumlah siswa SMK yang putus sekolah pada 2021 sebanyak 13.951 anak.