logo Kompas.id
โ€บ
Pendidikan & Kebudayaanโ€บJejak Perjuangan Pangeran...
Iklan

Jejak Perjuangan Pangeran Diponegoro Setelah 167 Tahun

167 tahun lalu, tepatnya pada 8 Januari 1855, Pangeran Diponegoro meninggal. Jejak perjuangannya masih ada di berbagai tempat di Indonesia.

Oleh
SEKAR GANDHAWANGI
ยท 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/jp2ESQ6K3wmrAtpJbYdaQ3z6Leg=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F09%2F7d8083d4-a624-4739-b1b1-134a0cec88de_jpg.jpg
Kompas/Wawan H Prabowo

Selain untuk memperindah dinding kolong jembatan, mural bisa menjadi media untuk mengenalkan para pahlawan nasional kepada masyarakat luas, seperti yang ditemui di Kolong Jembatan Tol Gemstone, Cipayung, Jakarta Timur, Sabtu (21/9/2019).

Pada 8 Januari, tepat 167 tahun yang lalu, Pangeran Dipenogoro mengembuskan napas terakhir di Benteng Rotterdam, Makassar, Sulawesi Selatan. Perjalanan virtual dari Yogyakarta, Magelang, Makassar, hingga Jakarta pun diadakan untuk memperingati kematian pahlawan nasional tersebut.

Pangeran Diponegoro lahir jauh sebelum Indonesia merdeka, yaitu pada 1785. Ia putra Sri Sultan Hamengkubuwono III. Saat ayahnya wafat pada 1814, Diponegoro tidak naik takhta, melainkan adiknya. Alasannya karena โ€martabatโ€ ibu kandung adiknya lebih tinggi dibandingkan ibu kandungnya (Kompas, 23/8/1969).

Editor:
Adhitya Ramadhan
Bagikan