logo Kompas.id
β€Ί
Pendidikan & Kebudayaanβ€ΊNadiem Makarim: Kekerasan Apa ...
Iklan

Nadiem Makarim: Kekerasan Apa Pun Harus Dihapuskan dari Lingkungan Pendidikan

Dampak dari kekerasan seksual bersifat jangka panjang, bahkan bisa permanen memengaruhi masa depan perempuan. Sejumlah kementerian menerapkan kebijakan untuk mengatasi kasus-kasus kekerasan seksual.

Oleh
ESTER LINCE NAPITUPULU
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/yol51JM5Kp1FElWAP8wEkn8w3Sc=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F11%2F39a61c7f-6f63-4bac-af39-33b4bb5b4d0e_JPG.jpg
KOMPAS/YOLA SASTRA

Direktur Women Crisis Center Nurani Perempuan Rahmi Meri Yenti dalam aksi damai antikekerasan seksual terhadap perempuan dan anak yang digelar Jaringan Peduli Perempuan Sumatera Barat di Jalan Jenderal Sudirman, depan Kantor Gubernur Sumbar, Padang, Kamis (25/11/2021). Aksi ini menyikapi maraknya kasus kekerasan seksual, terutama terhadap anak, di Sumbar sekaligus memperingati Hari Penghapusan Kekerasan terhadap Perempuan Internasional.

JAKARTA, KOMPAS β€” Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Anwar Makarim menegaskan, kekerasan apa pun jenis dan bentuknya harus dihapuskan dari lingkungan pendidikan. Mencuatnya kasus kekerasan seksual belakangan ini merupakan fenomena gunung es yang mesti disikapi bersama.

Kasus kekerasan terhadap perempuan sepanjang Januari hingga Juli 2021 mencapai 2.500 kasus. Angka ini melampaui catatan tahun 2020, yakni 2.400 kasus.

Editor:
Aloysius Budi Kurniawan
Bagikan