logo Kompas.id
โ€บ
Pendidikan & Kebudayaanโ€บMari Bersama Putuskan Rantai...
Iklan

Mari Bersama Putuskan Rantai Kekerasan pada Perempuan

Perempuan mesti mendapatkan perlindungan dari berbagai bentuk kekerasan. Kampanye 16 Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan tahun 2021 harus menjadi momen menghentikan kekerasan pada perempuan dalam bentuk apa pun.

Oleh
SONYA HELLEN SINOMBOR
ยท 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/nA7VZVIPMTMpBg_n40KkcBDhodE=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F11%2F7f7128cf-0dde-44e2-8c11-1f9b1ce401e5_JPG-1.jpg
KOMPAS/YOLA SASTRA

Anggota Jaringan Peduli Perempuan Sumatera Barat mengikuti aksi damai antikekerasan seksual terhadap perempuan dan anak di Jalan Jenderal Sudirman depan Kantor Gubernur Sumatera, Padang, Sumatera Barat, Kamis (25/11/2021). Aksi ini menyikapi maraknya kasus kekerasan seksual, terutama terhadap anak, di Sumbar sekaligus memperingati Hari Penghapusan Kekerasan terhadap Perempuan Internasional. Peserta aksi menuntut sejumlah hal kepada pemerintah, antara lain adanya fasilitas rumah aman untuk korban kekerasan seksual.

Sekitar 18 tahun yang lalu (tahun 2003) saat menjadi mahasiswa semester akhir di sebuah universitas swasta di Jakarta, TD (40) mengalami pengalaman pahit dalam hidupnya saat bimbingan skripsi.  Setiap kali bertemu sang dosen pembimbing, dia diminta memakai rok mini atau rok dengan belahan panjang, serta membuka satu atau dua kancing kemeja, sampai terlihat belahan dada.

โ€œMalam hari pasti telepon dan meminta bimbingan skripsi dilakukan di rumahnya karena enggak ada istrinya, atau di hotel. Tapi saya selalu datang dengan teman atau bapak saya. Akhirnya saya berhasil bicara dengan istrinya tapi hasilnya semua skripsi saya dicoret ulang dari bab satu lagi," ujar TD.

Editor:
evyrachmawati
Bagikan