logo Kompas.id
β€Ί
Pendidikan & Kebudayaanβ€ΊFolklor Kepahlawanan sebagai...
Iklan

Folklor Kepahlawanan sebagai Media Menanamkan Nilai Luhur

Folklor yang hidup di masyarakat mengandung nilai-nilai luhur yang dapat diwariskan ke anak-cucu. Agar relevan dengan perkembangan zaman, folklor dapat dialihwahanakan menjadi berbagai karya.

Oleh
SEKAR GANDHAWANGI
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/Ggd3ae16Ia_P1p6IOzIxIZmMa-8=/1024x580/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F09%2Ff1e04590-bbd1-48a6-9fd9-d8de64bbf7ea_jpg.jpg
KOMPAS/RADITYA HELABUMI

Penari membawakan Tari Sekar Candra Kirana dalam ajang Jakarta International Folklore Festival 2019 di Taman Lapangan Banteng, Jakarta, Sabtu (14/9/2019). Festival yang menampilkan pertunjukan seni tradisi dari sejumlah daerah di Indonesia serta kesenian tradisi dari sejumlah negara, seperti Korea, Singapura, Vietnam, dan Malaysia, akan berlangsung hingga Minggu (15/9/2019).

JAKARTA, KOMPAS β€” Folklor kepahlawanan dinilai dapat menjadi media untuk menanamkan nilai-nilai luhur pada generasi penerus, seperti keberanian, sikap rela berkorban, dan solidaritas. Folklor itu dapat dialihwahanakan menjadi beragam karya agar sesuai dengan perkembangan zaman.

Beberapa folklor dengan nilai kepahlawanan di antaranya Bujang Nyangko. Legenda masyarakat Dayak ini menceritakan sosok Bujang Nyangko, orang yang menuruti ajakan ayahnya untuk mengambil rumpun sirih di hutan. Ia menyatakan berani ke sana walaupun harus bertarung dengan beruang.

Editor:
evyrachmawati
Bagikan