logo Kompas.id
Pendidikan & KebudayaanCiptakan Kehidupan Ramah Anak
Iklan

Ciptakan Kehidupan Ramah Anak

Pemenuhan hak anak dan perlindungan anak menjadi kunci investasi bangsa. Sekolah ramah anak bisa menjadi wahana yang tepat untuk memenuhi hak anak atas pendidikan.

Oleh
ESTER LINCE NAPITUPULU
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/xopvZvZwLy73j9aQo26j_JQJnAo=/1024x573/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F09%2F20210911cokc-program-anak-dan-perempuan-kementerian-pppa_1631355434.jpg
KOMPAS/COKORDA YUDISTIRA

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak I Gusti Ayu Bintang Darmawati (tengah) menyerahkan paket bantuan kepada anak dan perempuan terdampak Covid-19 di Provinsi Bali di Gedung Wiswa Sabha, Kantor Gubernur Bali, Kota Denpasar, Sabtu (11/9/2021). Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak menyalurkan program bantuan spesifik bagi anak dan perempuan kepala keluarga terdampak Covid-19 di Provinsi Bali sebagai respons terhadap dampak pandemi Covid-19 pada anak dan perempuan di Indonesia.

JAKARTA, KOMPAS — Menciptakan kehidupan ramah anak dengan menjamin pemenuhan dan perlindungan hak anak butuh kolaborasi berbagai pihak. Apalagi, di masa pandemi Covid-19, anak-anak harus dipastikan sehat fisik dan mentalnya serta tetap bahagia menjalani kehidupannya yang terbatas dengan menjauhkan mereka dari potensi kekerasan fisik dan nonfisik yang mengganggu tumbuh kembangnya.

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak I Gusti Ayu Bintang Darmawati dalam diskusi bertajuk ”Protecting the Children for Our Future” yang digelar Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) Chapter Universitas Indonesia, Sabtu (6/11/2021), mengatakan, bangsa besar berinvestasi serius pada sumber daya manusia. Indonesia dengan populasi sekitar 270 juta jiwa yang 31,6 persen di antaranya anak juga perlu melakukan ini.

Editor:
Adhitya Ramadhan
Bagikan