logo Kompas.id
โ€บ
Pendidikan & Kebudayaanโ€บIbu Kota Negara Bukan Ruang...
Iklan

Ibu Kota Negara Bukan Ruang Hampa

Kehadiran ibu kota negara di Kalimantan Timur diharapkan tidak menghilangkan nilai-nilai peradaban yang sudah berkembang lama di kawasan tersebut.

Oleh
Aloysius Budi Kurniawan
ยท 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/tXPBjvn4j9T3lJvddQlPUrtiKKo=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F05%2F2977a26c-c632-4735-9330-c2f68704e7d9_jpg.jpg
KOMPAS/SUCIPTO

Suasana ekskavasi yang dilakukan oleh tim dari Pusat Penelitian Arkeologi Nasional di sekitar wilayah calon ibu kota negara baru di Kelurahan Maridan, Kecamatan Sepaku, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Kamis (27/5/2021). Penelitian ini direncanakan sampai 3 Juni 2021.

Membangun sebuah ibu kota negara hendaknya tidak berangkat dari masa kekinian, tetapi dari kelampauan. Dengan demikian, nilai-nilai masa lampau dapat dibawa ke masa sekarang untuk  membangun ibu kota negara, yang kemudian diproyeksikan ke masa depan.

Total luas kawasan ibu kota negara (IKN)  di wilayah Penajam Paser Utara dan Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, sekitar 56.000 hektar. Hasil eksplorasi dan ekskavasi  Tim Peneliti IKN dari Pusat Penelitian Arkeologi Nasional (Puslit Arkenas) menemukan 165 situs, 56 tradisi, dan 57 fitur lingkungan di wilayah IKN dan sekitarnya.

Editor:
Aloysius Budi Kurniawan
Bagikan