Terjemahan Dekatkan Naskah “La Galigo” ke Publik
Naskah ”La Galigo” belum banyak diketahui masyarakat, khususnya generasi muda. Penyebaran informasi dan edukasi tentang sastra kuno Bugis ini dinilai perlu diperkuat.
JAKARTA, KOMPAS — Naskah La Galigo telah diakui sebagai Memori Kolektif Dunia oleh Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa atau UNESCO selama satu dekade. Namun, sastra Bugis itu dinilai belum banyak diketahui publik, khususnya generasi muda. Pemahaman terhadap naskah itu perlu diperkuat agar tidak punah.
Guru Besar Fakultas Ilmu Budaya Universitas Hasanuddin, Makassar, Nurhayati Rahman, mengatakan, saat ini tidak banyak orang mampu membaca La Galigo. Ini karena naskah berusia ratusan tahun tersebut ditulis dalam aksara Lontaraq yang kini sangat jarang digunakan masyarakat. Padahal, La Galigo dulu hidup dalam keseharian masyarakat, misalnya dalam bentuk kesenian.