logo Kompas.id
β€Ί
Pendidikan & Kebudayaanβ€ΊIni Lima Penyebab Hutan Hujan ...
Iklan

Ini Lima Penyebab Hutan Hujan Tropis Sumatera Terancam Dicoret sebagai Warisan Dunia

Nasib kelestarian Hutan Hujan Tropis Sumatera yang menjadi area konservasi terbesar di kawasan Asia Tenggara belum menunjukkan tanda-tanda pemulihan. Sejak 2011, situs alam warisan dunia ini masuk daftar merah UNESCO.

Oleh
Aloysius Budi Kurniawan
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/cKgw_6ePRjG612u2t3sPyIkFZWc=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2018%2F04%2F433936_getattachment3c4f2540-2468-42c9-aed9-f09c923f4a60425323.jpg
KOMPAS/NIKSON SINAGA

Seekor gajah liar betina ditemukan tewas di kebun sawit milik PT Perkebunan Inti Sawit Subur di Desa Mekar Makmur, Kecamatan Sei Lepan, Langkat, Sumatera Utara, sekitar 1 kilometer dari Taman Nasional Gunung Leuser, Rabu (19/4). Penyebab kematian belum diketahui. Menyempitnya jalur jelajah gajah membuat gajah semakin terimpit.

Hutan Hujan Tropis Sumatera seluas 2,5 juta hektar sudah ditetapkan sebagai situs alam warisan dunia sejak 2004. Namun, 10 tahun terakhir, hutan dengan total luasan 2.595.124 hektar itu masuk dalam daftar merah warisan dunia atau berada dalam kategori bahaya. Jika tidak ada upaya serius untuk menjaga kelestariannya, Hutan Hujan Tropis Sumatera akan dicoret dari daftar situs alam warisan dunia.

Hutan Hujan Tropis Sumatera meliputi tiga taman nasional, yaitu Taman Nasional Gunung Leuser, Taman Nasional Kerinci Seblat, dan Taman Nasional Bukit Barisan. Tiga taman nasional ini merupakan salah satu area konservasi terbesar di kawasan Asia Tenggara.

Editor:
Ichwan Susanto
Bagikan