logo Kompas.id
β€Ί
Pendidikan & Kebudayaanβ€ΊAbdulrazak Gurnah, Kemanusiaan...
Iklan

Abdulrazak Gurnah, Kemanusiaan dalam Sepotong Fiksi

Pengalaman Abdulrazak Gurnah sebagai pengungsi saat remaja melekat hingga usianya 70-an tahun. Pengalaman itu jadi basis menulis novel tentang dampak kolonialisme, sesuatu yang mungkin tidak terpikirkan oleh pembaca.

Oleh
SEKAR GANDHAWANGI
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/bqJarYfMFfIqaXWqzo6oZlCOd6o=/1024x683/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F10%2F20211008-Abdulrazak-Gurnah-sumber-Twitter-Nobel-Prize_1633696289.jpg
TWITTER NOBEL PRIZE

Abdulrazak Gurnah, penerima Hadiah Nobel Sastra 2021.

Telepon di rumah novelis Abdulrazak Gurnah (72) tidak berhenti berdering. Satu demi satu wartawan meneleponnya, meminta waktu wawancara setelah Gurnah menang Hadiah Nobel Sastra 2021. Gurnah yang masih setengah percaya  pun meladeni permintaan itu satu demi satu.

Beberapa menit sebelum pengumuman Nobel Sastra, Kamis (7/10/2021), Sekretaris Permanen Akademi Swedia Mats Malm menelepon Gurnah saat ia sedang di dapur. Gurnah menang Nobel Sastra, katanya. Gurnah tidak lekas percaya. Dia kira ini telepon iseng.

Editor:
Adhitya Ramadhan, Mohammad Hilmi Faiq
Bagikan