logo Kompas.id
Pendidikan & KebudayaanMendekatkan Anak Muda pada...
Iklan

Mendekatkan Anak Muda pada Sejarah dan Sastra Klasik

Peremajaan naskah klasik dinilai penting agar mudah dipahami anak muda. Buku ”Desawarnana” yang merupakan saduran dari ”Nagarakertagama” diharapkan menginspirasi penulis untuk melakukan peremajaan naskah.

Oleh
SEKAR GANDHAWANGI
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/PqftlNnsqN4BYQkQAPPTmniKIRw=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F11%2F5e3d08de-c0ec-4200-8521-292cf15581cc_jpg.jpg
KOMPAS/WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO

Petugas di Dinas Arsip dan Perpustakaan Daerah Kabupaten Banyumas menunjukkan aksara Jawa Kuno yang tertulis pada dluwang atau kertas kuno, Rabu (25/11/2020). Usianya diperkirakan lebih dari 200 tahun. Isi dan maknanya belum diketahui dan perlu penelitian lebih lanjut.

Buat sebagian anak muda, sejarah tak jauh dari hafalan. Kadang sulit memahami sejarah karena bahasanya rumit, begitu pula dengan memahami sastra klasik. Hal ini sedikit banyak menjauhkan anak muda dari akar sejarahnya.

Pembaca muda sastra Jawa klasik, Mega Aroem, mengatakan, ia sempat kesulitan membaca buku Kalangwan Sastra Kuno Selayang Pandang, terutama bagian yang menceritakan Nagarakertagama. Kesulitannya menemui jalan terang saat membaca buku Desawarnana: Saduran Kakawin Nagarakertagama untuk Bacaan Remaja yang ditulis Mien Ahmad Rifai. Seperti judulnya, bahasa pada buku tersebut disesuaikan agar mudah dipahami remaja.

Editor:
Ichwan Susanto
Bagikan