logo Kompas.id
β€Ί
Pendidikan & Kebudayaanβ€ΊUnicef: Anak yang Kehilangan...
Iklan

Unicef: Anak yang Kehilangan Orangtua Berisiko Putus Sekolah dan Kurang Gizi

Anak-anak yang kehilangan orang tua akibat pandemi Covid-19 harus menjadi perhatian bersama, agar jangan sampai anak-anak tersebut telantar dan terus menjadi korban. Negara harus hadir melindungi mereka.

Oleh
Sonya Hellen Sinombor
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/WEgXH_OaHvxtmukvGsh2y0817iA=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F09%2F1_1632992253.jpeg
KOMPAS/DOKUMENTASI HUMAS KEMENTERIAN PPPA

Sebanyak 1.250 paket recreational kit dan 11.000 paket alat pelindung diri untuk petugas di lapangan diserahkan secara simbolis oleh Kepala Perwakilan Unicef Indonesia Debora Comini kepada Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) I Gusti Ayu Bintang Darmawati di Kantor Kementerian PPPA, Kamis (30/9/2021).

JAKARTA, KOMPAS β€” Kondisi anak Indonesia yang kehilangan salah satu atau kedua orangtuanya meninggal juga mendapat perhatian dari Badan PBB untuk Anak-anak atau Unicef Indonesia. Lembaga internasional ini mengingatkan bahwa kehilangan orangtua akan menempatkan anak-anak pada risiko putus sekolah atau menderita kekurangan gizi dan gangguan kesehatan.

”Sulit membayangkan tantangan emosional seseorang ketika mereka kehilangan orangtua. Kehilangan ini bahkan lebih sulit dipahami ketika kita berbicara tentang anak-anak. Beberapa di antaranya mungkin telah kehilangan kedua orangtuanya, dalam waktu yang singkat,” ujar Kepala Perwakilan Unicef Indonesia Debora Comini, Kamis (30/9/2021).

Editor:
Ichwan Susanto
Bagikan