logo Kompas.id
Pendidikan & KebudayaanAjaran Agama Turut Membentuk...
Iklan

Ajaran Agama Turut Membentuk Motif Batik

Ragam hias fauna pada kain batik mempunyai pesan dan makna tertentu. Aneka macam ragam tersebut juga menggambarkan kehidupan masyarakat yang berkembang pada kurun waktu tertentu.

Oleh
SEKAR GANDHAWANGI
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/py8gr4216WHY8pnE49PS58wTMwU=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F09%2Fc7896aae-2d27-4dfe-87c5-0eca91de68b3_jpg.jpg
KOMPAS/AGUS SUSANTO

Pengunjung mengamati detail tutuik dalam pameran temporer bertajuk ”Ragam Hias Fauna dalam Wastra Indonesia” yang  berlangsung di Museum Tekstil, Jakarta Barat, Selasa (14/9/2021). Pameran dalam rangka Hari Ulang Tahun Ke-45 Museum Tekstil itu berlangsung hingga 25 September mendatang. Sebanyak 45 koleksi wastra Nusantara yang kaya makna dan simbol dengan motif ragam hias fauna, yang terdiri dari 20 buah koleksi Museum Tekstil dan 25 buah koleksi Rumah Wastra Jo Seda ikut dipamerkan.

Ragam motif batik di Indonesia tidak hanya tergantung kreativitas perajin batik. Sang perajin juga terpengaruh oleh lingkungan sekitar, termasuk ajaran agama yang berkembang di sekitar sentra kerajinan batik.

Batik rifa’iyah salah satu contohnya. Batik yang berkembang di Batang, Jawa Tengah, ini punya ciri khas dalam mendiskripsikan fauna, yakni memisahkan kepala dengan tubuh hewan. Kadang, ada juga pebatik yang menggambar tubuhnya saja, tanpa kepala.

Editor:
Aloysius Budi Kurniawan
Bagikan