Perbanyak Konten Positif untuk Redam Dampak Negatif Media Sosial
Menurut Ganjar, berita bohong itu berakar pada kapitalisasi kepentingan di dalam media sosial. ”Bahkan, ada poling-poling di media sosial yang jelas metodologinya tidak kredibel,” ujarnya.
/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F07%2Fb3ea61c6-1e44-4c64-945e-5a886a17fff8_jpg.jpg)
Petugas menggiring pelaku perusakan mobil ambulans milik Search and Rescue Daerah Istimewa Yogyakarta (SAR DIY), Rabu (14/7/2021), di Markas Kepolisian Resor Bantul, DIY. Perusakan pada Selasa (13/7/2021) itu dilakukan karena pelaku terprovokasi dengan kabar bohong.
JAKARTA, KOMPAS — Masyarakat Indonesia saat ini masih euforia dengan keberadaan media sosial. Salah satu cara untuk menyiasati dampak negatifnya adalah memperbanyak kehadiran konten-konten positif.
Demikian dikatakan Ketum Umum Pengurus Pusat Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada Ganjar Pranowo, Kamis (2/9/2021), dalam diskusi literasi digital bertajuk ”Banjir Informasi, Memilah Hoaks dan Berita Bohong”.