logo Kompas.id
β€Ί
Pendidikan & Kebudayaanβ€ΊJangan Bayangkan Lagi...
Iklan

Jangan Bayangkan Lagi Pendidikan seperti Tahun 2019

Kondisi pandemi yang belum jelas kapan berakhir dan perkembangan pendidikan modern menjadikan pendidikan digital semakin penting dan krusial.

Oleh
ESTER LINCE NAPITUPULU
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/_RUld-YiIItTkq1SGzy8oQD9oHY=/1024x577/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F05%2Fd909c7a0-9061-44b1-9f02-028eb92ecd6f_jpg.jpg
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO

Layar pelaksanaan bagi siswa yang mengikuti sekolah daring di Sekolah Kesatuan, Kota Bogor, Jawa Barat, menjelang uji coba pembelajaran tatap muka dilaksanakan, Kamis (27/5/2021).

Pertemuan tatap muka terbatas berulang kali disebutkan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Anwar Makarim serta pejabat di kementerian tersebut sebagai cara yang krusial untuk mengatasi hilangnya pengalaman belajar atau learning loss anak-anak sekolah di Indonesia. Persiapan menyambut tahun ajaran baru 2021/2022 pun lebih banyak untuk memastikan pembelajaran secara langsung di sekolah dengan protokol kesehatan ketat bisa terlaksana secara masif. Meskipun acuan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat darurat dan zona merah tetap jadi pegangan bisa tidaknya pembelajaran tatap muka terbatas digelar.

”Kami menyarankan sekolah di zona hijau memberikan opsi pembelajaran tatap muka atau PTM terbatas. Kami bisa memahami kekhawatiran masyarakat, tetapi juga perlu diingat risiko kalau tidak memberikan opsi PTM terbatas, ada dampak jangka panjang (terhadap siswa). Masa depan Indonesia bergantung pada sumber daya manusia dan tidak ada tawar-manawar untuk pendidikan,” kata Nadiem (Kompas, 3/6/2021).

Editor:
Aloysius Budi Kurniawan
Bagikan