logo Kompas.id
Pendidikan & KebudayaanPoedianto dan Kelahiran 207...
Iklan

Poedianto dan Kelahiran 207 Tembang Jawa Saat Pandemi

Pandemi Covid-19 yang merenggut jiwa-jiwa dan membatasi aktivitas manusia bagi sebagian orang tidak membunuh kreativitas dan produktivitas, terutama dalam berkebudayaan untuk kelestarian nilai-nilai tradisi.

Oleh
AMBROSIUS HARTO
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/9PVh_vShdr7LRyKy6vO6nJf_G2Y=/1024x575/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F06%2F20210627bro-poedianto2_1624794591.jpg
KOMPAS/AMBROSIUS HARTO

Poedianto, guru bahasa Indonesia dan bahasa Jawa di SMK Pariwisata Satya Widya, Surabaya, Jawa Timur.

”Suarane ati tansah ngawe-awe, katon seliramu wong ayu… (Sabda nurani selalu terkagum ketika melihatmu sang jelita…)”

Demikian penggalan awal lirik Kowe Kurang Narimo yang dipublikasikan oleh Poedianto, guru SMK Pariwisata Satya Widya, Surabaya, Jawa Timur, di saluran akun Youtube, Selasa (8/6/2021).

Editor:
Siwi Yunita
Bagikan