logo Kompas.id
β€Ί
Pendidikan & Kebudayaanβ€ΊMembangun Daya Kritis...
Iklan

Membangun Daya Kritis Masyarakat di Era Banjir Informasi

Survei Literasi Digital Nasional 2020 menunjukkan, indeks literasi digital masyarakat Indonesia belum baik. Ini terkait kemampuan berpikir kritis, tidak hanya pada mereka yang berpendidikan rendah, tetapi juga tinggi.

Oleh
YOVITA ARIKA
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/nddjJgoZPEnL1gqY9UCV8ePI7xY=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F06%2F176eab07-171b-4985-8c1b-31a173eaccdb_jpg.jpg
KOMPAS/AGUS SUSANTO

Warga melintasi mural berisi anjuran warga untuk hati-hati dengan hoaks di jalan layang Rawa Panjang, Kota Bekasi, Minggu (11/6/2021).

Tak kurang upaya media massa, pegiat literasi, juga pemerintah untuk mengonter hoaks, informasi palsu, hingga informasi salah yang membanjiri masyarakat melalui berbagai media, terutama media sosial. Namun bak membendung air bah, upaya ini tidak akan efektif jika masyarakat masih mudah percaya hoaks atau hanya mau percaya pada informasi yang dipercayainya.

Merujuk hasil survei Literasi Digital Nasional 2020 yang dilakukan Kementerian Informasi dan Komunikasi (Kominfo) dan Katadata Insight Center, indeks literasi digital masyarakat Indonesia belum baik, masih di level sedang, dengan skor 3,47 dari skor tertinggi 5. Ini berarti secara umum masyarakat kurang memiliki kemampuan dalam mengidentifikasi hoaks, serta rentan ikut menyebarkan konten hoaks.

Editor:
adiprinantyo
Bagikan