logo Kompas.id
Pendidikan & KebudayaanAlat Musik Tradisional Masih...
Iklan

Alat Musik Tradisional Masih Dapat Dieksplorasi

Relief alat-alat musik pada Candi Borobudur mengindikasi candi itu pada 13 abad lalu menjadi pusat musik dunia. Seiring berjalannya waktu, alat musik itu tersebar ke sejumlah provinsi dan sedikitnya 40 negara.

Oleh
SEKAR GANDHAWANGI
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/mg5tq_q6m9ohoXCViKzF_fsuJIQ=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F06%2F97069bca-1dd7-43f3-94b0-4a0f079c7ee5_jpg.jpg
KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO

Sejumlah musisi pegiat Sound of Borobudur, seperti penyanyi Trie Utami (kanan) dan musisi Viky Sianipar (tengah), tampil dalam konferensi internasional Sound of Borobudur di Balkondes Karangrejo, Kecamatan Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Kamis (24/6/2021). Alat musik yang mereka mainkan merupakan hasil replika dari imaji yang ditemui di relief Candi Borobudur. Kegiatan itu mengangkat tema ”Music Over Nations: Menggali Jejak Persaudaraan Lintas Bangsa melalui Musik”.

JAKARTA, KOMPAS — Ada lebih dari 200 alat musik yang tergambar di 40 panel relief Candi Borobudur, Jawa Tengah. Alat musik itu tidak hanya ada di Indonesia, tetapi juga belahan dunia lain, seperti China, India, dan Mesir. Alat-alat musik ini masih dapat dieksplorasi dan dikembangkan sehingga menghasilkan musik baru.

Hal itu mengemuka pada konferensi internasional Sound of Borobudur bertajuk ”Music Over Nations: Menggali Jejak Persaudaraan Lintas Bangsa melalui Musik”, Rabu (23/6/2021). Kegiatan ini digelar Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Yayasan Padma Sada Svargantara, dan Kompas.

Editor:
evyrachmawati
Bagikan