logo Kompas.id
Pendidikan & KebudayaanPelestarian Warisan Budaya...
Iklan

Pelestarian Warisan Budaya Jadi Alternatif Pembangunan Berkelanjutan

Warisan budaya tak benda dinilai sebagai jaminan terwujudnya pembangunan berkelanjutan. Ini diakui dalam Konvensi untuk Perlindungan Warisan Budaya Tak Benda oleh UNESCO.

Oleh
SEKAR GANDHAWANGI
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/u3RPGLHTsPW3mdI6A5aGJEvvVrE=/1024x620/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F04%2Fcd13fd4c-bfa5-44e3-8678-c5bc8194dfae_jpg.jpg
Kompas/Bahana Patria Gupta

Wisatawan memilih noken di sentra penjualan noken di Jalan Yos Sudarso, Kabupaten Nabire, Papua, Rabu (28/4/2021). Noken yang merupakan tas khas Papua dan telah diakui sebagai warisan budaya dunia oleh UNESCO itu dijual dari harga Rp 50.000 hingga jutaan rupiah, tergantung ukuran serta bahan material yang digunakan.

JAKARTA, KOMPAS — Warisan  budaya tak benda berkaitan erat dengan pembangunan berkelanjutan. Kearifan lokal yang terkandung dalam warisan budaya mengajarkan masyarakat untuk mengelola sumber daya alam secara berkelanjutan dan mendorong kohesi sosial.

Hal tersebut mengemuka pada diskusi daring ”Intangible Cultural Heritage (ICH) dan Pembangunan Berkelanjutan” oleh Center for Heritage Conservation (CHC), Departemen Arsitektur dan Perencanaan Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada, Jumat (21/5/2021). Diskusi ini merupakan bagian dari rangkaian kuliah daring musim panas yang mereka adakan tahun ini.

Editor:
Adhitya Ramadhan
Bagikan