Digitalisasi ”Pintu Masuk” Ungkap Pemikiran Keislaman Masa Lampau
Manuskrip pesantren perlu dialihmediakan. Selain kebutuhan pelestarian, digitalisasi memudahkan akses masyarakat dan peneliti terhadap naskah-naskah kuno.
JAKARTA, KOMPAS — Digitalisasi manuskrip di berbagai pondok pesantren di Indonesia sangat membantu pelestarian naskah kuno. Lebih dari itu, kandungan isi ajaran dan pemikiran keislaman di dalamnya makin mudah disebarluaskan untuk pendidikan dan pemajuan kebudayaan.
Peneliti Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Semarang, Agus Iswanto, Selasa (13/4/2021), di Jakarta, menceritakan, salah satu digitalisasi manuskrip pesantren dilakukan di Pondok Pesantren Qomaruddin, Gresik, Jawa Timur. Naskah kuno yang ditemukan di pesantren tersebut berasal dari tahun 1740-an dan ditulis oleh seorang ulama. Selama ini belum ditemukan manuskrip yang berusia sama dengan periode itu.