logo Kompas.id
β€Ί
Pendidikan & Kebudayaanβ€ΊKetahanan Perempuan Adat Terus...
Iklan

Ketahanan Perempuan Adat Terus Diuji

Perjuangan perempuan adat dalam menghadapi perubahan-perubahan di wilayah adat terus bergulir meskipun di masa pandemi Covid-19. Mereka tak pernah menyerah walaupun mengalami berbagai tekanan dari dalam dan luar.

Oleh
SONYA HELLEN SINOMBOR
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/CSO47_sQw-gLK1hSHxbUS5dgCIY=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F05%2F55cf67b3-2b3d-442d-9a62-dcb9d48c4cfd_jpg.jpg
Kompas/Agus Susanto

Kaum perempuan memakai noken (tas khas Papua) mengikuti pengukuhan Sub Dewan Adat Daerah Suku Asa Aspalek, Suku Yeleas II, dan Suku Walom Hiluka di Kampung Yeleas, Distrik Tangma, Kabupaten Yahukimo, Papua, Kamis (3/5).

JAKARTA, KOMPAS β€” Para perempuan adat terus mengalami tekanan seiring menyusutnya wilayah adat. Meski demikian, mereka terus menunjukkan ketahanan dengan berbagai cara.

Di beberapa wilayah adat, para perempuan adat melakukan pendataan dan pemetaan untuk mengetahui jumlah dan posisi mereka. Hasil pendataan lalu disampaikan kepada pemerintah daerah setempat untuk diverifikasi dan menjadi dasar pengakuan atas keberadaan mereka di wilayah adat.

Editor:
Aloysius Budi Kurniawan
Bagikan