logo Kompas.id
β€Ί
Pendidikan & Kebudayaanβ€ΊIntervensi Pemda Diperlukan...
Iklan

Intervensi Pemda Diperlukan untuk Melestarikan Kebaya

Kebaya merupakan salah satu sarana atau alat pemersatu bangsa khususnya perempuan Indonesia tanpa melihat suku, agama, maupun latar belakang pendidikan budaya, sosial, dan ekonomi.

Oleh
PRADIPTA PANDU
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/kYgAKdWth7pFsl--Xs2nb-fbY5w=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F10%2F294d6d2f-3464-469d-9444-afc2f28ac48a_jpg.jpg
KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO

Anggota Komunitas Perempuan Berkebaya Jogja berkumpul dalam kegiatan Selasa Wagen di Jalan Malioboro, Yogyakarta, Selasa (1/10/2019). Hari bebas kendaran bermotor Selasa Wagen dilangsungkan setiap sebulan sekali di jalan itu dan menjadi salah satu sarana kampanye berbagai hal positif oleh berbagai instansi.

JAKARTA, KOMPAS – Strategi komunikasi mengenalkan kebaya ke dunia dan generasi milenial dapat dilakukan melalui komitmen yang dilakukan pemerintah daerah. Hal ini perlu dilakukan karena kebaya tidak hanya menjadi pakaian tradisional Indonesia, tetapi juga merupakan bagian dari budaya dan pemersatu bangsa khususnya kaum perempuan.

Ketua Perempuan Berkebaya Indonesia (PBI) Bali, Gung Tini Rusmini Gorda menyampaikan, kebaya mulai masuk dan banyak dikenakan perempuan di Bali pada masa kolonial Belanda yakni sekitar tahun 1919-1931. Sebelum periode waktu tersebut, kebaya hanya digunakan oleh kalangan putri raja.

Editor:
Bagikan