nasib pekerja film
Produksi Film Berjalan dengan Sistem Gelembung
Banyak produksi film terhenti karena pandemi Covid-19. Tidak semua film dapat diproduksi jarak jauh, khususnya film berskala besar yang melibatkan banyak kru. Dampaknya, banyak pekerja film yang nasibnya tak menentu.
/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F03%2F533820da-a963-40d0-9487-ed118d51d123_jpg.jpg)
Suasana studio bioskop yang kosong di Jakarta, Rabu (24/3/2021). Kendati bioskop sudah mulai beroperasi, sebagian masyarakat masih ragu datang karena khawatir dengan Covid-19.
JAKARTA, KOMPAS — Produksi film di Indonesia mulai berjalan setelah sempat berhenti akibat pandemi Covid-19. Produksi dilakukan dengan sistem gelembung yang mengharuskan semua orang terlibat negatif Covid-19.
Ketua Indonesian Cinematographer Society (ICS) Anggi Frisca mengatakan, tidak semua film dapat diproduksi secara jarak jauh, khususnya film berskala besar yang melibatkan banyak kru. Pengambilan gambar (shooting) jarak jauh bisa dilakukan jika produksi film berskala kecil atau ide ceritanya mendukung.