logo Kompas.id
โ€บ
Pendidikan & Kebudayaanโ€บKisah Antropolog Inggris...
Iklan

Kisah Antropolog Inggris Mengunjungi Tanah Batak pada 1930-an

Antropolog Inggris dari Universitas Cambridge, Geoffrey Solomon Gorer, menceritakan kesannya terhadap tanah Batak yang dikunjunginya dalam beberapa pekan di Sumatera pada 1930-an.

Oleh
Iwan Santosa
ยท 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/A_neGEtd5XWiJRNCoJkLoox_Kb4=/1024x655/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F03%2F20210324-batak1_1616552910.jpg
ARSIP KITLV

Tiga wanita Batak di depan sebuah rumah di Sumatera pada masa kolonial Belanda.

Pedalaman Sumatera Utara pada dekade 1930-an baru saja โ€terbukaโ€ setelah Perang Batak berakhir dengan penaklukan pemerintah kolonial Belanda terhadap masyarakat Batak yang bermukim di sekitar Danau Toba dan dataran tinggi di sekitar Bukit Barisan dan wilayah dekat pesisir barat Sumatera Utara.

Antropolog dan peneliti Inggris dari Universitas Cambridge, Geoffrey Solomon Gorer, dalam buku Bali and Angkor: A 1930โ€™s Pleasure Trip Looking At Life and Death, terbitan tahun 1936, menceritakan kesannya terhadap tanah Batak yang dikunjunginya dalam beberapa pekan di Sumatera.

Editor:
prasetyoeko
Bagikan