logo Kompas.id
β€Ί
Pendidikan & Kebudayaanβ€ΊPhilofest ID 2020, Sebuah...
Iklan

Philofest ID 2020, Sebuah Awalan untuk Mencegah Kemerosotan Filsafat di Indonesia

Filsafat di Indonesia belum berkembang karena ekosistem yang memungkinkan filsafat berumur panjang dan berkelanjutan belum terbentuk.

Oleh
INSAN ALFAJRI
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/PkXq9toJ5-4RXnF1KM3XhCT93VY=/1024x633/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2018%2F02%2Fkompas_tark_19718315_11_0.jpeg
Kompas

Sejumlah ahli dari berbagai disiplin ilmu, misalnya ilmu hukum, filsafat, teologi, dan sosiologi, hadir dalam diskusi tentang hukuman mati di Kampus Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta, Sabtu (31/10/2015). Diskusi tersebut membahas pengaturan pidana mati dalam Rancangan Undang-Undang Kitab Undang-undang Hukum Pidana.

Kegiatan filsafat masih berjalan secara sporadis dan sering kali para peminatnya tak saling terhubung satu sama lain. Padahal, filsafat bukanlah sesuatu yang soliter. Sebagaimana kesusastraan, filsafat pun butuh keterhubungan antara penulis, penerbit, dan yang tak kalah terpenting adalah pembaca.

Pandangan ini disampaikan oleh penulis filsafat sekaligus kritikus sastra Martin Surajaya pada hari pertama Philofest ID 2020, Senin (7/12/2020). Philofest ID 2020 merupakan festival filsafat terbesar di Indonesia yang diselenggarakan oleh komunitas filsafat, akademisi, penerbit, dan para penulis filsafat. Dalam helatan selama 7-13 Desember 2020, akan ada 65 paparan terkait problem filsafat di Indonesia.

Editor:
agnesrita
Bagikan