logo Kompas.id
β€Ί
Pendidikan & Kebudayaanβ€ΊPerlindungan Perempuan dan...
Iklan

Perlindungan Perempuan dan Noktah Pendidikan Sulawesi Tenggara

Siswi-siswa dan alumni kembali melakukan aksi menuntut Kepsek SMAN 9 Kendari dicopot dari jabatannya. Yang bersangkutan diduga kuat pernah terlibat kasus asusila. Pengangkatan itu jadi cermin buruk pendidikan di Sultra.

Oleh
SAIFUL RIJAL YUNUS
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/q-5Z2zhGjqwpjy1bdPsBbTn-T4M=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F11%2F699d1c3e-a6ee-4808-b255-9f6616282d36_jpg.jpg
KOMPAS/SAIFUL RIJAL YUNUS

Ketua Osis SMA Negeri 9 Kendari Adelia Tungku (17), bersama rekan dan sejumlah elemen lain menyampaikan keresahannya di DPRD Sulawesi Tenggara, Senin (23/11/2020), di Kendari, Sulawesi Tenggara. Mereka menuntut Kepala SMA Negeri 9 Kendari diganti karena diduga kuat pernah tersangkut kasus pelecehan seksual terhadap muridnya.

Sebagaimana pendidikan semestinya, institusi tidak hanya mengajarkan mata pelajaran semata, tetapi juga menghadirkan kenyamanan serta keamanan pada pelajar. Di Kendari, Sulawesi Tenggara, siswa, bersama alumni, menuntut kepala sekolah mereka diganti karena pernah terkait kasus asusila. Wajah pendidikan tecermin kusut di daerah ini.

Tergesa, Adelia Tungka (17), mengikuti mobil komando yang mengarah ke kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sulawesi Tenggara. Siswi kelas XII SMAN 9 Kendari masuk ke rombongan puluhan peserta aksi, ikut berdemonstrasi bersama rekan-rekannya di Kendari, Senin (23/11/2020).

Editor:
hamzirwan
Bagikan