logo Kompas.id
โ€บ
Pendidikan & Kebudayaanโ€บMeski Jauh dari Sejahtera,...
Iklan

Meski Jauh dari Sejahtera, Guru Honorer Jadi Andalan di Pedalaman NTT

Meski masih jauh dari kesejahteraan, jumlah guru honorer yang mengajar di pedalaman Nusa Tenggara Timur sangat banyak. Padahal, mereka hanya diupah Rp 100.000-Rp 1 juta per bulan.

Oleh
Kornelis Kewa Ama
ยท 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/KPUcG2_ioufZl6o7DPWeILC9I5A=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F11%2F20201121korb-sdn-kopa-alor_1605939338.jpg
KOMPAS/KORNELIS KEWA AMA

Mery Tesaloka (28), guru honorer di SDN Kopa, Kecamatan Alor Timur, Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur, Jumat (18/5/2018), mendampingi satu per satu anak kelas I dan II yang belum bisa menulis, membaca, dan berhitung secara lancar. Tesaloka diupah Rp 300.000, tetapi diambil setiap tiga bulan.

KUPANG, KOMPAS โ€” Meski masih jauh dari kesejahteraan, jumlah guru honorer yang mengajar di pedalaman Nusa Tenggara Timur hampir setara dengan guru pengawai negeri sipil atau PNS. Padahal, para guru honorer ini hanya diupah Rp 100.000 hingga Rp 1 juta per bulan. Untuk mencukupi kebutuhan hidup, guru honorer juga menjadi peternak dan bertani.

Ketua Dewan Pendidikan Nusa Tenggara Timur (NTT) Simon Riwu Kaho di Kupang, Sabtu (21/11/2020), mengatakan, bicara tentang guru honorer di NTT ibarat mengurai benang kusut. Gelar pahlawan tanpa tanda jasa itu lebih cocok diberikan kepada guru honorer ketimbang guru PNS  atau aparatur sipil negara (ASN) yang mendapat perhatian khusus pemerintah, tetapi enggan mengajar di pedalaman.

Editor:
Aloysius Budi Kurniawan
Bagikan